Senin, 16 Februari 2015

Backpaker "dadakan"

Perjalanan ini kami lakukan pada 24,25, dan 26 Januari 2015. (Libur menuju semester 4)
Baru sempat saya tulis hari ini...
Tulisan disini tidak dapat mewakili 3 hari perjalanan kami di kota yang menurut saya setiap sudutnya memiliki titik romantisme (pendapat saya tentang romantis selain hujan). lebih menyenangkan ketika dijalani, bukan hanya mendengar cerita atau hanya membaca tulisan berantakan mahasiswa semester 4 di Universitas Negeri Semarang ini.
bermodalkan 2 motor matic dan 2 SIM, kami berempat berniatkan mengelilingi sudut kota Jogja. Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda, ada yang Magelang, Pati, Saya Banyumas, dan yang palin nekat adek kost satu ini yang minta ngikut, asalnya dari Purbalingga.
Oke pukul 11.00 kami tancap gas menuju kota pelajar. Jarak semarang--Jogja menghabiskan waktu sekitar 3 jam dengan kecepatan pengendara perempuan.Sempat kehilangan jejak dengan teman saya yang tahu jalan arah Magelang. Memang karena saya adalah tipe orang yang sulit menghafal jalanan, padahal jalan yang saya lewati arah jalan pulang kampung jika naik bus umum. setelah kontak-kontakkan kami bertemu kembali di depan jejeran warung penjaja nangka (nyasarnya masih di daerah semarang *malu*).
Sampai di Magelang kami tidak tahu arah lagi untuk sampai ke Jogja. Dengan bermodalkan Handphone dengan full baterei, google maps, jaringan internet, gps, restu kedua orang tua, tentunya Alloh swt :) (teman saya ukhti-ukhti loh. hihi) kami sampai di Jogja dengan ditemani hujan yang deras (kurang romantis apa coba Jogja, ditambah guyuran hujan :)).
Nah bermodalkan foto di Instagram teman, kami terbius ingin menjelajah di sudut kota Wates, kalibiru. Kami berhenti di sebuah warung dengan disambut senyum ibu tua pemilik warung yang tutup, sambil melepas mantel (karena hujan sudah reda) kami beramah-tamah sambil menanyakan arah ke kota Wates. Jogja--Wates menghabiskan waktu sekitar 1 jam dengan jalanan yang super melengking dan hutan. Disitu tragedi kecil terjadi. Motor teman yang saya kendarai, menabrak motor teman saya satunya. untung tidak terjadi apa-apa, karena yang saya khawatirkan kanan kiri jalan adalah jurang. Alhasil kaca spion kanan pecah..

Allhamdulilah, tidak ada luka, hanya sedikit sekali goresan kecil di kaki karena terkena aspal. itu pun kecilll.
Nahh sampai deh di Kalibiru yang siap memanjakan mata dengan pesona alam dari ketinggian. Untung saja kami tidak telat. telat setengah jam saja objek wisata tersebut ditutup. Kami sampai di Kalibiru pukul 17.30. Hanya setengah jam saja kami menikmati suguhan alam ini, wah tidak sebanding dengan perjalanan, ah tidak papa setidaknya bisa menikmati senja di ketinggian. Biaya masuknya hanya Rp5000, dan parkir permotor Rp2000. Ini nih hasil jepretan menggunakan kamera Handphone (padahal yang lain pake DSLR, duh!!)



Yang disayangkan lagi adalah kami tidak mendapat kesempatan untu naik dan duduk di kayu yang sengaja dibuat di atas pohon (ditempat laki-laki itu berdiri loh) karena antrian yang panjang. oh ya untu menaiki pohon tersebut cukup membayar Rp2500 saja. Jadilah kami mengambil angle foto disini


karena matahari sudah tenggelam kami memutuskan untuk kembali ke arah Jogja kota, padahal ekspektasi kami di Kalibiru juga dapat berkunjung ke Waduk Sermo, tapi apa daya waktu yang berlalu dengan cepat. Kami harus segera menemukan masjid karena waktu isya akan segera datang. Rasa takut yang luar biasa karena kami berempat (perempuan) harus menyusuri jalan hutan (naik motor) yang gelap gulita, sepi sekali, dan jarang rumah penduduk. Saya benar-benar merasa takut bertemu dengan orang jahat disitu. Kami menemukan sebuah mushola di kanan jalan, sepi sekali dan disitu berdiri beberapa bangunan warga, terbersit dibenak saya untuk ikut menginap dirumah warga atau dimushola ini saja, wah tapi saya merasa tidak nyaman disini, maka kami putuskan untuk kembali ke kota saja, walaupun penuh perjuangan! saya benar-benar tidak berani menoleh kebelakang. Gelap sekali. Dengan berbekal daya ingat sampailah kami di Malioboro, sekitar pukul 22.00 denga perut keroncongan, nah saatnya wisata kuliner. berjalan sepanjang malioboro terdapat warung lesehan dengan menu yang seragam, tapi harga mahal. Kami mampir disebuah warung (bukan lesehan) yang harganya setegahnya warung lesehan tadi, jangan ditanya soal rasa (jujur saja masih enak masakan adik saya~eh loh kan saya gak punya adik).
***
Pagi hari yang segar kami sempatkan mengunjungi Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada yang kebetulan hari ini Minggu, ada Sunmor (Sunday Morning) berbagai macam barang dapat kita temukan ditempat ini, soal harga dapat dibilang murah! kualitas tidak kalah dengan mall.
Dari Sunmor kami menjelajah Gunungkidul, ada banyak barisan pantai pasir putih seperti Drini, Pok Tunggal, Baron, Sadranan, Indrayanti dan lainnya di Wonosari dengan jalan untuk mencapainya yang berliku.
Tiket masuk untuk 8 pantai di Wonosari dihargai dengan Rp19.000 per motor. dengan bayar parkir Rp2000 per motor
Wellcome in Paradise! Sungguh setiap sudut kota Jogja itu indah :)
ini salah satu pantai di Wonosari yang saya abadikan



Dari Wonosari yang membuat saya tidak berhenti mengagumi ciptaan Alloh swt, kami beranjak ke Jogja kota. Gerimis menemani perjalanan kami.
Ini foto yang kami ambil ketika beristirahat di masjid brimop dan numpang ngecharge di pos jaga brimop haha :)

Ini menjadi suguhan yang luar biasa ditemani dengan suara pesawat terbang dan sesekali suara kereta melintas. kota yang lengkap!
Malam ini menginap di kost teman saya yang kuliah di Jogja. Terima kasih mba Ayu untuk numpang mandinya, numpang tidurnya :) kali ini saya bisa tidur lelap dibanding malam sebelumnya, saya terjaga semalaman.
**
Hari terakhir kami di Jogja diagendakan untuk jalan-jalan yang tidak menguras tenaga karena setelah ini perjalanan panjang Jogja--Semarang menanti.
Dan yang terakhir Wisata Air Taman Sari
Tiket masuk Rp5000, dengan biaya parkir Rp2.000, per motor

ini foto tiket dan bon yang kami kumpulkan

Terima kasih untuk semua yang sudah mendukung acara jalan-jalan kami :)
untuk anak kos yang gak ikut, maaf :( sebenernya tambah kalian tambah seru!!
untuk kalian bertiga, "ini menyenangkan!"
untuk pak polisi baik yang gak nilang karena ga ada spion sebelah kanan
untuk mba ayu yang ngasih tumpangan :)
orang dijalan dan gps
orang tua atas ijinnya
dan Alloh swt untuk segala-galanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar